PENGOLAHAN PUCUK TEBU UNTUK PAKAN TERNAK
Merupakan limbah tanaman tebu bagian atas setelah batang tebu diambil. Adanya setahun sekali saat panen tebu. Pucuk tebu biasanya diberikan kepada ternak dalam keadaan segar atau setelah kering.
Untuk pengawetan pucuk tebu bisa dilakukan pembuatan pellet dan "wafer". Wafer pucuk tebu merupakan pucuk tebu yang diawetkan dengan cara dicacah, dikeringkan, di-pres dan dikemas biasanya berbentuk dadu. Tidak ada peningkatkan nilai gizi. Hanya awet saja.
Wafer pucuk adalah pucuk tebu yang diawetkan dengan proses pengeringan secara cepat hingga kadar airnya 9 - 12%. Kemudian di-pres dengan tekanan tinggi, setidaknya 500 kg menjadi berbentuk balok atau dadu. Setelah di-prea volumenya tinggal -/+ 25% dibanding sebelum di-pres.
Bisa diberikan kepada ternak sapi potong dan sapi perah sebanyak 2% dari bobot badannya. Bisa diberikan pada domba dan kambing masing-masing 2,4% dan 2,9% dari bobot badannya. Tetapi pemberiannya harus disertai pakan tambahan penguat atau konsentrat.
Selain dibuat pellet atau wafer, bisa juga diawetkan dengan proses fermentasi secara tertutup. Prosesnya sama dengan fermentasi jerami.
Kalau saya pribadi tentu memilih pengawetan dengan cara difermentasi secara tertutup. Nilai gizinya bisa meningkat karena kadar serat sangat kasar (lignin) dan serat kasar (selulosa, hemi selulosa) turun, TDN naik dan protein juga naik.
0 komentar: