info terkini

loading...

CARA MENYIMPAN BAHAN PAKAN


Ini maksudnya adalah cara pengaturan dalam penyimpanan stock bahan baku pakan dan pakan jadi yang sudah dicampur (mix). Perlakuaan untuk kedua tipe penyimpanan ini agak berlainan.

Di gudang penyimpanan bahan baku ransum, pergunakan pallet/papan kayu sebagai alas karung bahan pakan, letaknya jangan menempel tembok, beri jarak minimal 30cm. Tinggi pallet 10 cm dari lantai dan ketebalan papan minimal 3 cm.

Tata letak karung pakan ini usahakan tidak menghambat jalur aliran udara. Makanya harus di beri ruang buat jalan dan aliran udara selebar minimal 1 meter, di samping juga buat memudahkan pengambilan bahan pakan. Ketinggian penumpukan karung bahan pakan 5 sap saja, jika mau ditumpuk lagi maka di atasnya perlu di beri pallet lagi, baru di tumpuk 5 sap lagi ke atas. Dibuat berderet-deret menyesuaikan dengan luas gudang.


Prinsip “first in first out” ( FIFO ), harus benar benar di perhatikan, barang yang lebih dulu masuk maka dia juga harus terlebih dahulu keluar. Agar tidak terjadi barang datang duluan malah keluarnya belakangan ini bisa mengakibatkan kualitas nutrisi bahan pakan di kuatirkan sudah menurun, bukannya ini merupakan sebuah kerugian?

Suhu dan kelembaban dalam gudang adalah 30-34 derajat celcius dengan kelembaban jangan lebih dari 70%. Karung sak pakan hanya boleh di pakai 1 kali saja, tidak boleh di pakai berulang, dikuatirkan bibit jamur telah menempel pada karung yang bisa mempercepat cemaran jamur.


Usahakan karung stock bahan pakan tidak terkena sinar matahari secara langsung, air hujan, dan tidak di campur dengan benda yang mengeluarkan bau dalam satu ruangan, seperti peptisida.

Kontrol lama penyimpanan ransum pakan yang sudah di-mix dalam bentuk “mash” (tepung), crumble atau pun pellet dalam gudang adalah 21-30 hari. Jika melewati masa 21-30 hari maka pakan akan mengalami degradasi mutu pakan. Usahakan untuk menyimpan pakan tidak lebih dari 14 hari.

Hambatan Penyimpanan Dalam Gudang :
1. Kualitas bahan baku, bahan yang berasal dari tempat yang berlainan memiliki kualitas nilai nutrisi yang juga berbeda beda. Kesuburan tanah, pemupukan dan cara pengolahan masa tanam serta metode saat panen sangat berpengaruh. Tingkat kekeringan bahan pasca panen saat akan di simpan harus di kisaran 10-12%, tingkat kekeringan 16% masih memungkinkan tumbuhnya jamur.


2. Tumbuhnya jamur penghasil racun Mikotoksin, factor pemicunya adalah kelembaban dan tingkat kadar air di kisaran 16%.

Jenis-jenis Mikotoksin :
Jamur Aspergillus flavus, A. paransiticus, menghasilkan racun mikotoksin bernama Aflatoksin, biasanya tumbuh pada bahan pakan jagung, biji kapuk, kacang kedelei.
Jamur Aspergillus ochraceus, A. nigri, A. verrucosum menghasilkan racun mikotoksin Ochratoxin A, biasanya tumbuh pada bahan pakan gandum, barley, oats dan jagung.

Jamur Fusarium Graminearum, F. culmorum, menghasilkan racun Trichothecenes, biasanya pada bahan pakan jagung, gandum dan barley.

Jamur Fusarium graminearum, menghasiklan racun mikotoksin yang bernama Zearalenone, pada bahan pakan jagung, gandum, barlry, rumput.
Jamur Fusarium verticilloides, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama Fumonisin, pada bahan pakan jagung.

Jamur Fusarium miniliformin, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama Moniliformin, pada bahan pakan jagung.

Jamur Penicillium roqueforti, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama PR Toxin, Patulin, biasanya pada bahan pakan silase, rumput.


PEMBERIAN BAHAN PENGHAMBAT JAMUR
Mold Inhibitors Asam Organic, asam propionate, sering kali digunakan sebagai penghambat jamur. Bahan pakan sudah terkontaminasi jamur, harus dibuang.

Penambahan “toxin binder”, pengikat mikotoksin, pada ransum pakan seperti Zeolit, Bentonit, Hydrate Sodium Calcium Aluminosillicate (HSCAS), atau antioksidant seperti Butyrated Hidroxy Toluene BHT, vitamin E dan selenium.


0 komentar:

INFO

loading...