info terkini

loading...

Berikut adalah tren fashion yang akan mendominasi di tahun 2019


Tahun ke tahun tren fashion memang selalu berubah. Mungkin saja jadi tren yang ada di tahun depan adalah tren yang pernah populer di masa-masa dahulu. Namun, tidak jarang pula tren yang akan datang justru memunculkan sesuatu perubahan baru dan melahirkan tren kombinasi dari zaman ke zaman.

Berikut adalah tren fashion yang diprediksi akan mendominasi di tahun 2019 yang dapat kita lihat  pada BUKA REVIEW !



1. Ikat Rambut Menurut Buka Review



Di tahun 2019  aksesori kepala juga jadi banyak perhatian. Jika sebelumnya topi menghiasi kepala, kini saatnya untuk mengganti dad hats mendominasi aksesoris kepala wanita. Namun, pada musim panas 2019  topi akan digantikan dengan “scrunchie” atau ikat rambut. Namun bukan sekadar karet pengikat rambut biasa, scrunchie lebih tebal dan terbuat dari kain

2. Celana Jeans Menurut Buka Review


Pada 2018 celana  muncul dalam berbagai tampilan mulai dari berubahnya pola jahitan hingga dekontruksinya. Di 2019  celana jeans akan digantikan dengan celana cargo yang longgar dan nyaman. Mulai dari warna khaki hingga hijau tentara, celana ini diprediksi akan muncul dimana-mana.



3. Tas Mikro Menurut Buka Review


Tas kecil adalah 'idola' banyak perempuan. Namun yang bakal tren di 2018 adalah tas mikro, tas yang lebih kecil daripada tas kecil. Mengutip Vugue, karena sangat kecil, Anda hampir tidak bisa memasukkan kartu kredit di dalamnya, tas kecil ini sudah memiliki stempel persetujuan selebriti,

4. Sepatu Menurut Buka Review

Saat travelling, Anda butuh sepatu yang nyaman agar kaki tak mudah sakit dan tak mudah pegal kala berkeliling kota.  Namun ini tak berarti kalau sepatu travelling hanya terbatas pada pilihan yang itu-itu saja. Kini ada banyak pilihan sepatu yang diklaim produsennya sebagai sepatu 'jalan' atau sepatu travelling yang nyaman, namun juga 'kece'. 
Jenis sepatu nyaman dan enak dipakai untuk jalan jauh selalu identik dengan sneakers. Hanya saja yang bagi sebagian orang dianggap kurang kece untuk jalan-jalan. Namun seiring waktu dan kembalinya tren fesyen, sneakers kembali jadi sepatu favorit. Sneakers tak lagi jadi sekadar sepatu sporty yang terbatas untuk olahraga.Tampilan: warna-warna sepatu yang tak biasa, termasuk krem, perak, dan tosca menjadi keunggulan label ini khususnya bagi anak-anak muda yang suka terlihat mencolok.  bagian dalam sepatu  ini terbilang tak terlalu empuk, namun juga tak terlalu keras. Namun cukup nyaman untuk digunakan berjalan jauh.

5 Hijab Menurut Buka Review
 
Hijab katun merupakan hijab yang sangat populer dikenakan dan memiliki banyak fans, bahkan ketika tren hijab belum booming. Tidak heran, soalnya bahan katun, terutama katun paris, terjangkau harganya. Ia juga nyaman dikenakan karena menyerap keringat. Bahannya halus dan tipis walaupun agak kaku. Saat menggunakannya, gunakan ciput agar tidak tembus pandang dan hijab lebih menempel, ya.

6 Kain Kashmir  Menurut Buka Review

 

Kashmir merupakan bahan asli dari hijab pashmina, berasal dari Timur Tengah. Bahannya lentur sehingga mudah untuk dibentuk. Karena tergolong kain etnik di daerah asalnya, ia kerap memiliki motif nan unik. Bahan ini cukup tebal sehingga cocok kamu kenakan apabila berada di tempat yang dingin.
Bahan cashmere atau kain kashmir ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mantel, jaket, jubah tradisional ataupun selimut. Akan tetapi, saat ini, bahan cashmere juga telah digunakan sebagai bahan pembuatan pashmina atau hijab. Tentunya dengan harga yang tidak murah. Selain bisa digunakan sebagai pashmina atau hijab, bahan cashmere ini juga cocok untuk dijadikan syal sebagai penghangat saat musim dingin.


3 komentar:

Cara budidaya Ayam Petelur di Rumah



Cara memelihara ayam petelur di rumah dipastikan akan berbeda dengan Budidaya Ayam Pedaging mulai dari pemilihan bibit dari ayam itu sendiri sampai dengan pemeliharaannya sudah di pastikan akan berbeda. Dalam hal ini budidaya ayam petelur sangat bisa di lakukan di mana saja asalkan di daerah yang akan kita jadikan tempat pembudidaya ayam memiliki potensial untuk menjual hasil telur dengan harga yang tinggi. Dalam hal varietasnya sendiri, ayam memiliki banyak jenisnya yang cara pemeliharaannya juga berbeda seperti Cara Ternak Ayam Kalkun dengan cara memelihara ayam petelur dirumah sudah di pastikan akan berbeda.

Dalam hal ayam petelur , untuk menghasilkan telur yang memiliki kualitas terbaik tentunya harus di dukung dengan bibit dan pola pemberian makan yang terbaik. Tidak lupa juga komposisi makanan dan juga perawatan yang kita berikan setiap hari akan mempengaruhi akan hasil dari telur si ayam petelur ini.
Keberadaan para pembudidaya ayam petelur sendiri saat ini sudah mulai banyak mengingat perintaan dari pasar yang terus berambah dan terus bertambah membuat beberapa pembudidaya yang sudah mulai dahuluan sedikit kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar. Dengan kejadian tersebut  , sudah bisa di ambil kesimpulan bahwa peluang dalam membudidayakan ayam petelur sangatlah besar terlepas dari bagaimana cara kita membudidayakan ayam petelur agar menghasilkan telur  yang berkualitas.
Meskupun peluang yang cukup besar, namun beberapa orang enggan untuk meneruskan dalam usaha membudidayakan ayam petelur karena modal awal yang harus dikeluarkan memang cukup besar dan butuh waktu yang tidak sebentar dalam merawat agar ayam petelur bisa memproduksi telur dengan kualitas terbaik. Namun hal itu sebetulnya bisa di siasati dengan berbagai cara agar kita bisa membudidayakan ayam petelur. salah satu cara membudidayakan ayam petelur dengan modal sedikti adalah dengan membudidayakan ayam petelur dirumah dalam skala kecil yang akan terus berlanjut yang akhirnya akan membesar dan terus besar.
berikut adalah beberapa cara memelihara ayam petelur di rumah yang bisa di praktikan apabila ingin membudidayaka ayam petelur dengan modal kecil.
1. Persiapan Bibit Ayam Petelur

Hal yang paling utama ketika akan membudidayakan ayam petelur adalah dengan mempersiapkan bibit ayamnya terlebih dahulu. bibit yang harus kita cari adalah bibit unggul yang memang di khususkan untuk ayam jenis petelur. Dipasaran kini terdapat 2 jenis aya petelur yaitu
ayam jenis  petelur yang gemuk dan juga berat atau lebih sering disebut ayam Medium dan yang kedua adalah ayam jenis petelur putih. ke 2 jenis di atas biasanya dapat memenuhi produksi telur hingga 300 butir pertahunnya yang dimana jumlah itu adalah jumlah standart yang memang ayam petelur bisa hasilkan. Meski dalam beberapa kondisi dan beberapa jenis bisa memproduksi lebih dari itu
Dan untuk ayam jenis Putih biasanya memiliki bobot yang lebih ringan karena bentuk badannya lebih kurus sebagai salah satu jenis ayam petelur tentu saja ayam jenis  putih mampu menghasilkan telur yang cukup banyak apabila di bandingkan dengan ayam pedaging.  namun saja ayam jenis ini sangat sensitif dengan keributan.ayam ini lebih mudah kaget dan stress sehingga produksinya telurnya tidak akan stabil dan cenderung menurun apabila kita tidak menempatkannya di tempat yang sunyi. Salah satu contoh ayam petelur putih adalah ayam Leghorn.
setelah kita mengetahui 2 jenis ayam petelur yang unggul , langkah selanjtunya adalah mengetahui beberapa point penting dalam pemilihan bibit ayam petelur yang mampu memproduksi telur banyak.
Beberapa point penting yang harus di cari adalah :
·         pilihkan bibit yang sehat dan tidak memiliki cacat fisik. jadi telitilah sebelum membeli
·         Apabila ingin memelihara dari kecil maka pilih yang pertumbuhan dan perkembangan normal.
·         Selalu pilih ayam petelur yang berasal dari bibit yang unggul adan juga produktif.
Sponsors Link


2. Mempersiapkan kandang
Langkah selanjutnya ketika kita sudah menemukan bibit yang memang unggul dan produksi adalah mempersiapkan kandang dan lahan bagi ayam . Untuk lagkah awal adalah menentukan lokasi untuk beternak.lokasi yang baik untuk beternak ayam petelur iklim kandang yg cocok berkisar antara 32,2–35 °C, dengan kelembaban  antara 60–70%.
Jangan lupa penerangan atau jika di perlukan pemanasan kandang sesuai dengan kebutuhan. selai itu atur juga tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan juga tidak melawan arah mata angin dan juga pengaturan sirkulasi udara yang baik.
Untuk bagian bawahnya , usahakan di atas tanah yang datar jangan membuat kandang di lahan yang permukaan berbukit atau tidak datar. Selain itu juga untuk lokasi secara mnyeluruh kandang di simpan di dalam sebuah rumah rumahan dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
Dan untuk kontruksi kandang tidaklah harus degan material yang terlalu mahal, cukup dengan material yang kuat, bersih & tahan lama. jangan lupa untuk sediakan beberapa selengkap seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan apabila ada ayam yang sakit. Setelah ayam di pindahkan dan mulai merawat ayam agar mudah bertelur adalah dengan menjaga kebersihan dari kandangnya sendiri. dengan kondisi kandang yang bersih sudah pasti ayam dan kualitas terlurpun akan terbaik dengan nilai jual yang terbaik juga.
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.
Tempat bertelur Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
ads
3. Pakan Ayam petelur

Setelah kandang sudah siap dan segalanya sudah siap selanjutnya kita beralih ke bagian pakan ayam petelur. pakan sendiri merupakan salah satu unsur terpenting dalam beternak ayam petelur.
Kemudian, hasil bagus atau tidaknya dari ayam itu sendiri tergantung apa yang si ayam itu makan berarti , pakan adalah faktor yang wajib di perhatikan secara seksama dan detail. jenis pakan ayam petelur bisa berupa campuran  jagung yang sudah di giling haus , sentrat , tepung ikan , dan campuran beberapa jenis pakan ayam petelur.
Selain jenis dan kandungan yang di dalamnya , jangka waktu dan rutinitas kapan harus di berikan makan juga merupakan perhatian tersendiri dalam beternak ayam petelur. Berikan pakan  3 kali sehari, dan juga isi tempat minumnya.

Apabila anda memiliki mesin gilingan jagung atau ada kenalan yang memiliki mesin ini secara tidak langsung cara ini akan meringankan biaya awal yang di keluarkan untuk membeli pakan ayam petelur dari jagung halus . Dalam pemberian pakannya pun lebih utamakan takaran yang pas. Jangan sampai memberikan pakan terlalu banyak  yang akan membuat stok makan cepar berkurang dan menambah budget untuk pembelian makannnya lagi.jangan lupa untuk terus merawatnya dengan memerikan pakan dengan nutrisi yang terbaik agar  hasil dari telurnya pun ikut baik
4. Pemberian Nutrisi dan Vitamin
Selain memberikan makanan pokok secara rutin dan baik . pemberian nutrusu dan vitamin juga sangatlah perlu agar ayam tetap sehat. pemberian nutrisi dan vitamin bisa berupa obat-obatan yang di campurkan dengan pakan ayam yang akan membuat ayam lebih sehat dan lebih produktif.untuk jenis vitamin yang di pakai bisa membebeli beberapa vitamin yang membantu ayam petelur menghasilkan telur berkualitas.
Tempat pembelianpun di cari saja di beberapa tempat yang memang sudah terkenal menjual vitamin ayam dan juga merk yang terkenal jangan beli asal murah. jangka wakut dan kapan kita memberikan vitamin dan nutrisi tambahan bagi para hewan ternaknya bisa sampai 30 hari sekali atau malah lebih pendek . Hal itu akan tergantung dari tingkat ke efektifan  si ayam dalam menghasilkan telur.
5. Vaksinisasi / pemberian kekebalan tubuh
Hal yang paling terakhir yang harus kita lakukan dalam rangka Cara memelihara ayam petelur di rumah adalah dengan memberikan vaksinisasi atau sistem imun pada ayam. samahalnya dengan manusia yang dimana ada kali bisa sakit dan ada kala juga sedah sehat. dalam pemberian vaksinisasi alangkah baiknya untuk di lakukan ara ahli agar pemberian vitamin lebih cocok  dan lebih tepat.
tinjau selalu kondisi ayam kita dalam berbagai hal termasuk kesehatan. Apabila ada salah satu dari ayam yang kita miliki memiliki indikasi terkena serangan virus atau penyakit . Bisa saja kita pisahkan dahulu dari beberapa ayam lainya. Hal ini karena ditakutkanya penyakit pada ayam akan terkena penyakit akan memapar se kemua  ayam yang kita miliki.
hal yang paling mudah dan murah untuk mencegah penyakit pada ayam yaitu  cukup dengan di sinari dari sinar matahari pagi yang akan memberikan sistem metabolisme tubuh yang baik bagi ayam. Selain itu juga bagian kandang yang terpapar sinar matahari akan membuatnya terbebas dari bibit penyakit seperti bakteri bakteri yang akan mengancam kelangsungan hidup ayam ternak kita. oleh karena itu langkah awal yang tadi sudah di buat adalah agar kandang bisa terkena sinar matahari pagi. sebetulnya hal itu bisa di siasati dengan menggunakan atap trasparant agar cahaya matahari masuk ke dalam kandang.



0 komentar:

Teknologi Pengolahan Kotoran (Feses) Puyuh untuk pakan Ayam

Cara Fermentasi Kotoran (Feses) Puyuh Dengan Mudah
Disamping produksi telurnya, puyuh juga dimanfaatkan daging dan kotoran atau fesesnya. Feses puyuh ini dapat digunakan untuk pakan ternak dengan cara difermantasi terlebih dahulu. Feses puyuh fermentasi merupakan hasil pengolahan dari kotoran puyuh dengan metode fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan konsentrat ternak seperti sapi, kambing atau domba. 

Namun karena kotoran atau feses mengandung mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan ternak selanjutnya berakibat pada penurunan produksi, sehingga perlu penanganan sebelum dimanfaatkan sebagai pakan. Teknologi Effective Microorganisme (EM) mempunyai potensi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen yang terdapat dalam feses dan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan. Berikut ini ada 2 cara untuk fermentasi kotoran puyuh:


Cara fermentasi feses puyuh untuk pakan Ayam adalah sebagai berikut: 
  1. Larutkan 2 cc EM stok dan 2 cc molases atau 1 sendok makan gula ke dalam 2000 cc air sumur. Diamkan selama 24 jam.
  2. 1000 gram feses (ayam atau puyuh) dan 1000 gram dedak dicampur secara merata. 
  3. Siram larutan EM (langkah 1) secara perlahan-lahan ke dalam adonan (langkah 2) secara merata dan diaduk-aduk sampai kandungan air adonan mencapai 30% (Bila adonan dikepal maka adonan akan megar). 
  4. Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15–20°C, kemudian tutup dengan karung goni selama 3–4 hari. 
  5. Pertahankan suhu gundukan adonan 40–50°C. Jika suhu lebih dari 50°C, karung penutup dibuka dan gundukan adonan dibolak balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. 
  6. Setelah 4 hari di terfermentasi dan feses puyuh fermentasi siap digunakan sebagai pakan ayam.

Cara fermentasi feses puyuh untuk pakan Sapi adalah sebagai berikut: 
  1. Pengolahan feses puyuh dilakukan dengan metode Ramaiyulis, dkk (2010) yaitu feses puyuh segar yang baru dikeluarkan dari kandang ditakar dan disesuaikan kadar airnya menjadi 30-40% (Diangin-anginkan agar kadar airnya turun).
  2. Feses puyuh kemudian dicampur dengan jagung perbandingan 4:1 diaduk dengan merata dan seterusnya campuran tersebut dimasukan kedalam kantong plastik ukuran 5 kg yang kedap udara dan diinokulasi dengan bakteri lactobacillus sp
  3. Setelah diinkubasi selama 15 hari pada suhu ruang, kemudian feses puyuh siap digunakan sebagai pakan konsentrat sapi.

Kandungan Nutrisi Feses Puyuh Sebelum dan Sesudah Fermentasi

Kandungan protein feses puyuh fermentasi berasal dari ransum puyuh yang terbuang dan tercampur dengan feses, protein yang tidak tercerna, dan amina serta amida dalam bentuk non protein nitrogen. Disamping itu selama proses fermentasi akan bekerja bakteri fermentor yang nantinya menambah nilai protein sebagai massa mikroba (Nigam, 1998) 







Sumber: 
Lahay, N. dan Rinduwati. 2007. Meningkatkan Nilai Nutrisi Feses Broiler  Dan Feses Puyuh Dengan Teknologi Efektivitas Mikroorganisme  Sebagai Bahan  Pakan  Broiler. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner 2007.
Ukrita, I. 2014. Efisiensi Biaya Ransum Dengan Pemberian Pakan Feses Puyuh Fermentasi Pada Usaha Ternak Sapi. Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Jur. Embrio (7) (2) (60-66) 2014.

Demikian artikel tentang cara membuat fermentasi feses puyuh untuk pakan ternak. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya para pembaca.

0 komentar:

Tujuan dan Keuntungan Dari Inseminasi Buatan

Tujuan dan Keuntungan Inseminasi Buatan Pada Ternak
Sumber gambar: vimeo.com

Pengertian Inseminasi Buatan (IB) adalah usaha manusia (inseminator) dalam memasukkan sperma atau semen ke dalam saluran reproduksi betina dengan menggunakan alat inseminasi dengan tujuan agar ternak (Sapi, domba, kerbau dll) tersebut menjadi bunting. Dalam istilah ilmiahnya Inseminasi Buatan disebut Artificial Insemination (AI) dan Semen adalah mani yang berasal dari ternak pejantan unggul yang dipergunakan untuk  kawin suntik atau inseminasi buatan.


Program IB tidak hanya mencakup pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi betina, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi pada hewan/ ternak betina, bimbingan dan penyuluhan pada peternak. Dengan demikian pengertian IB menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan pemuliaan.


Tujuan Inseminasi Buatan
Tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan adalah:
1. Meningkatkan mutu ternak lokal.
2. Mempercepat peningkatan populasi ternak.
3. Menghemat penggunaan pejantan.
4. Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam.
5. Perkawinan silang antar berbagai bangsa/ ras dapat dilakukan.


Keuntungan Inseminasi Buatan 
Dalam kegiatan kawin suntik atau IB pada ternak ini memberikan beberapa keuntungan/ manfaat antara lain adalah: 

  1. Menghemat biaya, dengan adanya inseminasi buatan peternak tidak perlu lagi memelihara pejantan sapi, sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk indukan saja.
  2. Menghewat waktu. Dimana untuk mengawinkan sapi, peternak tidak perlu lagi mencari sapi pejantan (bull), mereka cukup menghubungi inseminator di daerah mereka dan menentukan jenis bibit (semen) yang mereka inginkan.
  3. Dapat mengatur jarak beranak/ calving interval ternak dengan baik.
  4. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada ternak.
  5. Dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang baik sehingga sperma/ semen dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Jadi Semen beku ini masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan yang diambil semennya telah mati.
  6. Menghasilkan generasi baru anak bakalan penghasil daging yang berkualitas (ternak potong) dan meningkatklan produksi susu pada ternak perah betina.
  7. Perbaikan mutu genetik menjadi lebih cepat.
  8. Peternak dapat memilih jenis/ bangsa ternak yang diinginkan. Misalnya sapi Limousin, Simental, Peranakan Ongole, Brahman, Brangus, FH, Bali dan lain-lain).
  9. Berat lahir lebih tinggi dari pada hasil kawin alam. Hal ini karena semen yang digunakan berasal dari pejantan-pejantan unggul.
  10. Kemungkian pertumbuhan berat badan anak lebih cepat. karena dihasilkan hasil perkawian dari pejantan unggul.


Pelaksanaan IB dikatakan berhasil apabila induk ternak yang dilakukan IB menjadi bunting. Masa bunting/ periode kebuntingan sapi (gestation periode) yaitu jangka waktu sejak terjadi pembuahan sperma terhadap sel telur sampai anak dilahirkan. Menurut Toelihere (1981) periode kebuntingan sapi berkisar 280 sampai dengan 285 hari. Setelah melahirkan disebut masa kosong sampai sapi yang bersangkutan bunting pada periode berikutnya.



Demikian artikel tentang tujuan dilakukan inseminasi buatan serta tujuan dan manfaatnya. Semoga dapat bermanfaat bagi anda.

0 komentar:

Cara Memberikan Kebutuhan Nutrien Pada Itik Petelur dan Pedaging Agar Menghasilkan Telur dan Daging Yang Baik


Itik berperan sebagai penghasil telur dan daging.
Sebanyak 19,35% dari 793.800 ton kebutuhan telur di Indonesia diperoleh dari telur itik. Perannya sebagai penghasil daging masih rendah yaitu hanya 0,94% dari 1.450.700 ton kebutuhan daging nasional (DITJENNAK, 2001). Tingkat produktivitas itik lokal Indonesia baik telur maupun daging masih rendah dan masih berpeluang untuk ditingkatkan. Rendahnya produksi telur tersebut sebagian disebabkan oleh pakan yang tidak memadai. Nyatanya produksi telur itik gembala tersebut dapat ditingkatkan dari 38,3% menjadi 48,9% dengan memberi pakan tambahan (SETIOKO et al., 1992; SETIOKO et al., 1994). Tingkat produktivitas itik petelur terkurung lebih tinggi dari produktivitas itik gembala karena mutu pakan yang diberikan lebih baik.

Pakan berperan sangat penting dalam usaha peternakan itik. Porsi biaya pakan terhadap total biaya produksi itik Mandalung umur 7 minggu adalah 69%. Dengan rataan biaya pakan sebanyak lebih 70% dari total biaya produksi maka jelas bahwa kecermatan dalam pengelolaan pakan akan sangat menentukan keberhasilan dan efisiensi usaha peternakan itik tersebut. Efisiensi penggunaan pakan itik petelur yang biasa diukur dengan FCR masih sangat buruk yaitu berkisar antara 3,2 – 5,0 dibandingkan dengan ayam ras petelur yang hanya 2,4 – 2,6 selama setahun produksi (HY− LINE INTERNATIONAL, 1986). Begitu pula FCR itik pedaging/itik jantan yang digemukkan juga masih sangat buruk yaitu 3,2 – 5,0 jika dibandingkan dengan FCR ayam ras pedaging yang hanya 2,1 – 2,2 pada umur yang sama 8 minggu (INDIAN RIVER INTERNATIONAL, 1988). Oleh karena itu perlu diketahui mengenai kebutuhan nutrisi setiap fase untuk itik petelur maupun pedaging.

PEMBAHASAN

Pakan merupakan kebutuhan pokok  dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan dalam penyediaan dan penyusunan ransum yang baik sangat diperlukan oleh peternak. Pada prinsipnya fungsi makanan untuk  memenuhi kebutuhan pokok hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Selanjutnya makanan untuk kebutuhan berproduksi
.
A.    Gizi
Yang dimaksud dengan gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam ransum ternak yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakaran. Karbohidrat adalah sumber tenaga dan energi yang dipakai dalam setiap aktivitas di dalam tubuh dan gerak itik. Sumber karbohidrat antara lain terdapat dalam jagung, beras, sorgum dan dedak padi. Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga serta mengandung vitamin A, D, E dan K. Kelebihan karbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak. Jadi kekurangan lemak bisa diisi oleh karbohidrat. Tetapi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya saluran reproduksi. Adapun sumber bahan ransum yang mengandung lemak adalah jagung, kedelai dan minyak ikan.

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, mengganti jaringan-jaringan yang rusak serta berproduksi. Kebutuhan protein kasar  tergantung pada fase hidup itik. Selain persentase total kandungan protein di dalam makanan, perlu juga diperhatikan keseimbangan asam amino yang membentuk protein tersebut. Untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut, penyusunan ransum dianjurkan terdiri dari berbagai macam bahan baku. Dengan demikian kekurangan suatu asam amino dapat ditutupi oleh asam amino yang diperoleh dari bahan baku lainnya. Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan menjadi dua yaitu protein yang berasal dari hewan dan protein yang berasal dari tanaman. Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi. Kebutuhan mineral relatif sedikit tetapi kekurangan mineral dapat mengakibatkan efek yang tidak menguntungkan pada ternak itik. Sumber mineral adalah dari makanan hijauan dan dari hewan. Vitamin sangat dibutuhkan dalam metobolisme kalsium dan fosfor yang berfungsi sebagai pembentukan tulang dan kulit telur.

Energi adalah hasil dari proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak didalam tubuh dengan satuan pengukur kalori. Energi diperlukan untuk semua kegiatan fisiologis dan produksi itik termasuk aktivitas pernapasan, sirkulasi darah, pencernaaan makanan dan sebagainya. Karbohidrat dan lemak merupakan bahan makanan sumber energi yang praktis dan efisien. Untuk melengkapi ransum makanan dibutuhkan vitamin, mineral dan antibiotik yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan, mempertahankan atau meningakatkan produksi dan menjaga kesehatan ternak itik. Feed suplement bisa hanya berbentuk vitamin, mineral atau campuran antara antiobitik dan vitamin atau juga campuran dari vitamin, antibiotik dan mineral. Cara pemberian feed suplement mengikuti aturan dari pabrik pembuatnya.

B.     Kebutuhan Nutrien Itik Petelur
Telah banyak dilakukan penelitian tentang kebutuhan protein dan energi pada itik petelur lokal. Dari hasil-hasil penelitian tersebut, SINURAT (2000) menyusun rekomendasi kebutuhan gizi itik petelur pada berbagai umur. Berikut ini adalah table kebutuhan nutrien itik petelur pada berbagai umur menurut SINURAT (2000).

Rekomendasi yang tersedia saat ini dikelompokkan berdasarkan umur yaitu: pakan starter untuk itik berumur 0 – 8 minggu, pakan grower untuk itik berumur 9 – 20 minggu, dan pakan petelur untuk itik berumur lebih dari 20 minggu. Pada table dibawah ini dilaporkan mengenai kebutuhan asama amino pada dua tingkat energy pakan.


Contoh lain adalah MAHMUDI (2001) yang memberikan pakan starter ayam untuk itik petelur umur 1-7 hari. Kemudian itik umur 1-3 minggu diberi pakan dengan campuran 75% dedak halus, bekatul, menir, limbah roti atau beras rusak dan ditambah 25% pakankonsentrat. Setelah umur 4 minggu atau lebih, rasio campuran dari bahan diatas dirubah sesuai dengan umur itik dengan ketentuan: protein dan energy diturunkan pada fase pertumbuhan dan dinaikkan kembali pada fase bertelur. Tidak dilaporkan informasi tentang rasio campuran pakan untuk berbagai umur itik tersebut. Yusin, peternak itik petelur di Cirebon menggunakan dedak, menir dan ikan petek/rucah basah sebagai pakan utama untuk itiknya. Ikan petek pada musim panen banyak tersedia dengan harga bersaing di Cirebon.
 Ikan ini dicincang dalam bentuk segar lalu diberikan pada itik. Total pakan sebanyak 18 kgtersebut diatas diberikan untuk 90 ekor itik petelur/hari. Hasil analisa proksimat sampel pakan tersebut dalam bentuk kering di laboratorium menunjukkan bahwa kandungan protein kasar sebanyak 14,66%, energy kasar 4015 kkal/kg (atau setara dengan 2911 Kkal EM/kg), serat kasar 8,85%, Ca 0,31% dan P 1,12% (KETAREN dan PRASETYO, 2000). Jika dibandingkan dengan rekomendasi kebutuhan gizi untuk itik petelur seperti tertera pada Tabel 1 diatas maka hasil analisa proksimat sampel pakan peternak Cirebon diatas ternyata kandungan protein kasar dan Ca masih jauh lebih rendah dari rekomendasi atau dengan kata lain harus ditingkatkan kadarnya, misalnya dengan menambah jumlah ikan petek dan kulit kerang atau kapur ke dalam pakan.

C. Kebutuhan Gizi Itik Pedaging
Informasi kebutuhan gizi untuk itik pedaging di Indonesia belum tersedia karena itik pedaging juga belum umum diternakkan (KETAREN, 2001c). Walaupun demikian beberapa tahun terakhir ini peternak mulai menggemukkan itik pejantan dan itik Mandalung (= Mule duck: hasil persilangan antara entok dengan itik) selama 2 bulan dan kemudian dijual sebagai itik potong.

1.      Kebutuhan Gizi Itik Pekin

Kebutuhan gizi untuk itik pedaging diatas yang dikutip dari rekomendasi NRC (1994) dapat digunakan sebagai acuan. Dari Tabel 4 ternyata kebutuhan protein kasar untuk itik Pekin umur 0 − 2 minggu lebih tinggi dari rekomendasi kebutuhan protein untuk itik petelur seperti tertera pada Tabel 1 yaitu masing-masing 22% untuk itik Pekin dan 17-20% untuk itik petelur. Pada Tabel 4, kebutuhan gizi untuk itik Pekin dikelompokkan menjadi starter umur 0-2 minggu, grower 2 − 7 minggu dan itik bibit. Pada umur 7 minggu itik Pekin diharapkan sudah mencapai bobot badan 2,10 kg (CHEN, 1996). Itik Pekin mulai di ternakkan di Indonesia baik sebagai penghasil bibit maupun penghasil daging. Saat ini untuk memenuhi permintaan konsumen, karkas itik Pekin masih diimpor dari luar negeri. Daging itik Pekin sudah umum disajikan oleh restoran atau hotel-hotel di kota besar seperti Jakarta. Daging itik jantan atau itik afkir banyak disediakan oleh rumah makan yang lebih kecil. Contoh formula pakan untuk itik Pekin pada umur starter, grower, developer dan layer disajikan pada Tabel 5.

2.      Kebutuhan Gizi Itik Mandalung
Kebutuhan gizi untuk itik Mandalung yang baru mulai dikenal dan dikembangkan di Indonesia sebagai itik pedaging juga belum tersedia. Walaupun demikian untuk sementara waktu, dapat dipergunakan rekomendasi yang dibuat oleh CHEN (1996) yang digunakan di Taiwan negara yang memproduksi dan umum mengkonsumsi daging itik Mandalung seperti pada Tabel 6. Dari Tabel 6 ternyata kebutuhan protein untuk itikMandalung baik pada umur 0−3 minggu maupun untuk umur 4−10 minggu jauh lebih rendah dibanding kebutuhan protein untuk itik Pekin yaitu masing-masing 15,4 – 18,7% sementara 16 – 22% untuk itik Pekin. Kebutuhan gizi lainnya antara kedua galur atau bangsa itik tidak jauh berbeda. Kebutuhan protein yang rendah pada itik Mandalungberpeluang untuk menyusun formula pakan yang murah untuk itik Mandalungdibanding itik Pekin.


Contoh formula pakan untuk itik Mandalung yang digunakan di Taiwan pada umur 0 − 3 dan 4 – 10 minggu tertera pada Tabel 7. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa kandungan protein dalam pakan jauh lebih rendah daripada kandungan protein untuk ayam pedaging yaitu 23% dan 20% masing-masing untuk ayam pedaging umur 0 – 3 dan 4 – 6 minggu  (NRC, 1994).


D. Kebutuhan Air Untuk Itik
Air adalah gizi yang sangat penting bagi seluruh jenis ternak (LEESON dan SUMMERS, 1991). Misalnya, unggas tanpa air minum akan lebih menderita dan bahkan lebih cepat mati dibanding unggas tanpa pakan. Sebagai contoh, sekitar 58% dari tubuh unggas dan 66% dari telur adalah air (ESMAIL, 1996). Mutu air sering diabaikan oleh peternak karena kenyataan yang mereka lihat yaitu itik mencari makan dan minum ditempat kotor seperti kali, sawah atau bahkan di selokan. Air juga dapat berfungsi sebagai sumber berbagai mineral seperti Na, Mg dan Sulfur. Oleh karena itu, mutu air akan menentukan tingkat kesehatan ternak itik. Air yang sesuai untuk konsumsi manusia pasti juga sesuai untuk konsumsi itik. Air harus bersih, sejuk dengan Ph antara 5 − 7, tidak berbau, tawar atau tidak asin dan tidak mengandung racun. Jumlah kebutuhan air untuk unggas secara umum termasuk ternak itik diperkirakan sebanyak 2 kali dari kebutuhan pakan/ekor/hari. ESMAIL (1996) mengestimasi bahwa konsumsi air untuk unggas akan meningkat sebanyak 7% setiap kenaikan temperatur udara lingkungan 1° C diatas 21° C. Kandungan maksimum Ca, Mg, Fe, Nitrit dan Sulfur dalam air minum unggas masing-masing berturut-turut 75, 200, 0,3 − 0,5, 0 dan 25 mg/liter. Kelebihan mineral tersebut dalam air akan mempengaruhi penampilan unggas termasuk itik yaitu gangguan pencernaan.

E.  Racun Aflatoxin
Kualitas pakan ternak itik harus diperhatikan dalam menyediakan bahan maupun dalam mencampur pakan. Kadar aflatoxin di dalam pakan menurunkan mutu disamping membahayakan kesehatan itik. Itik sangat sensitif terhadap keracunan aflatoxin yang dapat menurunkan pertumbuhan, produksi telur dan bahkan menyebabkan kematian. HETZEL et al. (1981) melaporkan bahwa aflatoxin dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan, FCR, tingkat produksi telur dan merusak hati itik. Tingkat pengaruh aflatoxin terhadap performan itik sangat berkaitan dengan jumlah kandungan aflatoxin dalam pakan serta tingkat sensitivitas itik terhadap toxin tersebut. Pakan yang mengandung aflatoxin sebanyak 40 μg/kg akan mengakibatkan pembengkakan hati itik. Aflatoxin pada level 100 μg/kg akan menurunkan pertumbuhan, dan jika pakan mengandung aflatoxin 200 μg/kg akan meningkatkan kematian itik. Juga dilaporkan bahwa itik Alabio cenderung lebih sensitif terhadap kadar aflatoxin dalam pakan dibanding itik lokal lainnya. Disimpulkan bahwa kadar aflatoxin yang aman didalam pakan harus kurang dari 40 μg/kg. HETZEL dan SUTIKNO (1979) melaporkan bahwa kadar aflatoxin didalam jagung dan bungkil kedelai dapat mencapai masing-masing 371 μg/kg dan 66 μg/kg. Contoh yang diambil dari pakan starter, grower, dan layer juga mengandung aflatoxin 50 − 100 μg (HETZEL et al., 1981). Berdasarkan informasi diatas dapat diindikasikan bahwa lebih dari 80 μg/kg aflatoxin/kg dalam jagung tidak dianjurkan dipakai sebagai pakan itik jika diasumsikan level penggunaan jagung dalam pakan sebanyak 50%.

             Gambar 1 Itik Petelur                                           Gambar 2 Pakan Itik
             Gambar 3 Itik Pedaging                              Gambar 4 Tempat Minum Itik

DAFTAR PUSTAKA

CHEN, T. F. 1996. Nutrition and feedstuffs of ducks. In: The training Course for Duck Production and Management. Taiwan Livestock Research Institute, Monograph No. 46. Committee of International Technical Cooperation, Taipei.
DITJENNAK. 2001. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta.
ESMAIL, S. H. M. 1996. Water: The vital nutrient. Poultry International. Watt Publishing Co., Illinois.
HETZEL, D.J.S. and I. SUTIKNO. 1979. A report on aflatoxin contamination in local and imported corn and soybean meal in West Java, Indonesia. Proc. Int. Symp. Microbiological aspect of food storage, processing and fermentation in Tropical Asia.
HETZEL, D.J.S., I. SUTIKNO, and SOERIPTO. 1981. Beberapa pengaruh aflatoxin terhadap pertumbuhan itik-itik muda. Prosiding seminar Penelitian Peternakan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
HY-LINE INTERNATIONAL. 1986. Hy- Line Variety Brown, Comemercial Management Guide. A. publication of Hy- line international, West Des Moines, Iowa.
INDIAN RIVER INTERNATIONAL. 1988. Broiler Management Guide. A publication of Indian River International, Nacogdoches, Texas.
KETAREN, P.P. 2001c. Peranan peternakan bebek dalam pemberdayaaan masyarakat pedesaan. Bebek Mania, Edisi 09. September 2001.
KETAREN, P.P. dan L.H. PRASETYO. 2000. Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
LEESON, S. and J.D. SUMMERS. 1991. Commercial Poultry Nutrition. University Books, Guelph, Ontario.
MAHMUDI, H. 2001. Pengembangan usaha peternakan itik di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Lokakarya Unggas Air Nasional. Fakultas Peternakan IPB dan Balai Penelitian Ternak di Ciawi tanggal 6-7 Agustus 2001.
NATIONAL RESEARCH COUNCIL. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. National Academy Press, Washington, D.C.
PAN, C. M. 1996. Management of pekin ducks. In: The training Course for Duck Production and Management. Taiwan Livestock Research Institute, Monograph No. 46. Committee of International Technical Cooperation Taipei.
SETIOKO, A.R., A.P SINURAT, P. SETIADI, A. LASMINI, P. KETAREN, dan A. TANUWIDJAJA. 1992. Pengaruh perbaikan nutrisi terhadap produktivitas itik gembala pada masa boro. Prosiding Agroindustri peternakan di pedesaan. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
SETIOKO, A.R., A.P SINURAT, P. SETIADI, dan A. LASMINI. 1994. Pemberian pakan tambahan untuk pemeliharaan itik gembala di Subang-Jawa Barat. Ilmu dan Peternakan 8(1):27-33.
SINURAT, A.P. 1999. Penggunaan bahan pakan lokal dalam pembuatan ransum ayam buras.Wartazoa 9(1): 12-20.
SINURAT, A.P. 2000. Penyusunan ransum ayam buras dan itik. Pelatihan proyek pengembangan agribisnis peternakan, Dinas Peternakan DKI Jakarta, 20 Juni 2000.
SINURAT, A.P., J. BESTARI, WINARSO, R. MATONDANG, P. SETIADI, dan S. WAHYUNI. 1992. Pengaruh imbangan asam amino dengan energi metabolis dalam ransum terhadap penampilan itik. Prosiding pengolahan dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian Unggas dan Aneka Ternak, Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
SUTARTI, H., A. DJAJANEGARA, A. RAYS, dan T. MANURUNG. 1976. Hasil analisa bahan makanan ternak. Laporan khusus No. 3, Lembaga Penelitian Peternakan, Bogor.

(Sumber : WARTAZOA Vol. 12 No. 2 Th. 2002, Kebutuhan Gizi Itik Petelur dan Itik Pedaging, Dr. Pius Ketaren)


0 komentar:

INFO

loading...