info terkini

loading...

MANAJEMEN PAKAN PADA SAPI




MANAJEMEN PAKAN INDUK
Manajemen pemeberian pakan pada sapi induk terutama ditujukan untuk menunjang agar fertilitasnya tinggi, menghasilkan produksi susu yang dapat mencukupi kebutuhan pedetnya serta agar pedet yang diahirkan memiliki laju pertumbuhan yang baik.

Kebutuhan pakan sapi induk tergantung kepada keadaan fisiologisnya, apakah sapi induk tersebut sedang bunting, laktasi (menyusui) atau dalam keadaan kering susu (tidak menyusui).
Pada fase antara melahirkan sampai akhir masa perkawinan, energi pakan untuk induk harus 2 (dua) kali lipat dibandingkan dengan beberapa saat sebelum melahirkan. Saat paling kritis yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan induk (cow) adalah selama masa beranak, yaitu pada 60 (enam puluh) hari sebelum melahirkan sampai 90 (sembilan puluh) setelah melahirkan. Bila pada saat kritis kebutuhan nutrisinya (udara, air, pakan) tidak mencukupi, maka dampaknya akan sangat berbahaya.

Dampaknya antara lain mengakibatkan terjadinya abortus, bobot lahir rendah, bobot sapih rendah dan kegagalan birahi kembali atau kegagalan konseptus (bunting).
Tindakan yang perlu dipahami dalam menajemen pakan adalah program untuk mempertahankan bobot induk agar tetap konsisten. Dengan tindakan ini mengakibatkan langkah dalam manajemen pemberian pakannya akan lebih ekonomis daripada kita harus mengkompensasi terjadinya penurunan bobot badan.
Selama trimester (3 bulan) pertama, induk bunting memerlukan pakan yang cukup untuk hidup pokok saja. Dalam hal ini dapat diberikan pakan yang berkualitas rendah tetapi harus mencukupi kebutuhan energinya.
Selama trimester akhir kebuntuingan merupakan saat kritis seperti yang disebutkan di atas karena sekitar 2/3 (dua per tiga) pertumbuhan janin terjadi selama trimester terakhir kebuntuingan. Oleh karena itu, pada 90 – 120 hari terakhir kebuntingan, kebutuhan pakan harus mencapai pertambahan bobot badan antara 0,2 – 0,5 kg/hari. Hindari terjadinya overfeed (kelebihan pakan) karena dapat menyebabkan induk kegemukan dan peluang terjadi resiko kesulitan melahirkan (distokia).
Setelah melahirkan, induk sapi akan berada dalam stasium laktasi (menyusui). Pada periode ini perlu diperhitungkan kebutuhan nutrisinya yang mencukupi untuk produksi susu, pemulihan alat reproduksi (involusi uteri) dan pertambahan bobot badan sampai induk siap kawin kembali.
Rendahnya nutrisi pada induk sebelum dan sesudah melahirkan akan menyebabkan babot badan sapih pedetnya akan menurun sebesar 5 – 10%. Dalam situasi pakan yang kurang, induk cenderung akan lebih mempertahankan kondisi pedetnya daripada penurunan bobot badannya sendiri.
Saat kritis akan berakhir setelah induk siap untuk kawin kembali dimana produksi susu induk mulai menurun setelah 3 – 4 bulan melahirkan. Sementara pedet sudah siap mengkonsumsi hijauan dan tidak terlalu tergantung kepada susu induk sampai saat disapih.

0 komentar:

INFO

loading...