Mengobati Penyakit CRD Dengan Ampuh
Saat ini sudah memasuki musim hujan. Penyakit yang potensial menyerang ayam petelur salah satunya adalah C.R.D. Disebabkan oleh mikroba Mycoplasma gallinarum (M.G), menyerang pernapasan dan Mycoplasma synoviae (M.S), menyerang sendi kaki. Tetapi kali ini saya tidak bermaksud membahas dari sisi ilmiahnya. Malah jadi membosankan dan mumet.
C.R.D memang tidak mematikan tetapi sangat mengganggu performans produksi, kualitas telur dan daya tetas telur di pembibitan, dan bobot badan pada ayam broiler tidak bisa mencapai standar strain.
Dan, jeleknya lagi, MG bila menyerang selalu mengajak teman karibnya, yaitu E.coli (Kolibasilosis). Gabungan keduanya disebut C.R.D Complex. Setelah itu lazim diikuti oleh penyakit lain-lain.
Kondisi di lapangan (di kandang) yang diperlukan adalah bagaimana cara mencegah dan atau mendeteksi dini keberadaan C.R.D :
1. Turunkan kadar amonia di dalam kandang serendah-rendahnya, bila perlu sampai ZERO dimana kadar amonia PPM = 0,0 (foto 2).
Caranya :
1.1. berikan pakan yang tidak menyebabkan kotoran ayam becek;
1.2. tambahkan probiotika khusus unggas yang mampu meniadakan kuman golongan Coliform penghasil amonia (Win_Prob Unggas);
1.3. bisa juga kotoran dibuang tiap hari. Keuntungannya, tanpa amonia dan tanpa lalat;
2. Di tabel Pengaruh Amonia (foto nomor 1) jelas tertulis, kadar amonia >20 PPM, sudah mulai tercium baunya dan bisa menyebabkan iritasi sel-sel epitel di saluran pernasapan atas;
3. Kadar amonia di dalam kandang bisa diukur pakai alat Ammonia Meter Digital (foto 2), akurasinya atau kepekaannya sampai 0,1 PPM.
4. Kadar amonia >20 PPM, bisa juga dilihat indikatornya di dalam kelopak mata ayam di bagian bawah dengan adanya iritasi, berwarna kemerahan dan berbentuk seperti bulan sabit (foto 3);
5. Mikroba Mycoplasma gallinarum (MG) sebenarnya adalah penduduk (flora atau fauna) normal di saluran pernapasan atas ayam. Tetapi bila ada sel epitel yang iritasi dan atau dalam kondisi tertentu, misal stres atau debu, jumlahnya bisa meningkat secara signifikan. Bila dilakukan tes laboratorium, bisa menunjukkan skor + (positif) antara +, ++, +++, ++++ dan +++++ (1 - 5);
6. Pada layer, keberadaan mikroba MG yang sudah meng-infeksi, bisa juga dilihat di kerabang telurnya, yaitu di ujung tumpul telur ada pasir coklat yang menempel (sand egg), tapi signifikan bila jumlahnya sudah lebih dari 5% dari total produksi telur;
7. Indikator lainnya bisa dideteksi dari "ngorok"-nya ayam, terutama pada malam hari saat ayam sudah tidur. Ciri khas ngorok akibat CRD adalah adanya suara ngorok saat ayam bernapas menghirup udara masuk dan menghembuskan udara keluar. Hanya beda tekanan suara ngoroknya antara saat udara masuk dengan saat udara keluar;
8. Bila sudah menyerang, bisa diobati dengan antibiotika isi :
8.1.Golongan Quinolone : Enrofloksasina, Norfloksasina, Danofloksasina, Siprofloksasina;
8.2. Golongan Makrolida : Eritromisina, Spiramisina, Tilosina, Tilmikosin;
8.3. Golongan Tetrasiklina : Oksitetrasiklina, Doksisiklina
Penyakit CRD atau banyak dikenal dengan penyakit ngorok banyak dijumpai menyerang unggas termasuk ayam pelung, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum dan Mycoplasma synoviae. Penyakit ngorok atau CRD pada ayam ini merupakan suatu penyakit yang menyerang saluran pernafasan dimana sifatnya kronis.
Disebut kronis karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama (menahun) dan ayamnya tidak sembuh-sembuh . Penyebab utamanya adalah keracunan Mycoplasma galisepticum, salah satu gejala khas CRD adalah ayam tersebut ngorok, sehingga peternak menyebutnya penyakit ngorok.
Sebagai penyakit tunggal, CRD jarang sampai menimbulkan kematian namun menimbulkan angka kesakitan yang tinggi. Di lapangan kasus CRD murni jarang ditemukan, yang sering ditemukan adalah CRD komplek, yaitu penyakit CRD yang diikuti oleh infeksi penyakit lainnya, terutama sering diikuti oleh bakteri Escherichia coli. CRD kompleks termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang sering menyerang ayam pedaging maupun petelur.
Akibat dari penyakit CRD adalah rendahnya laju pertumbuhan, tingginya angka kematian dan tingginya konversi ransum. Kerugian lain akibat CRD komplek adalah keseragaman bobot badan yang tidak tercapai dan banyaknya ayam yang harus diafkir, sehingga para peternak akan rugi.
Gejala Ayam Terserang Penyakit CRD
Beberapa gejala yang dapat dilihat saat seekor ayam terserang CRD adalah sebagai berikut:
– Penyakit CRD lebih banyak menyerang pada anak ayam. – Ayam menunjukkan Batuk, bersin, gangguan napas, keluar suara saat bernapas. – Sinusitis padad sinus infraorbitalis ( Bengkak pada muka). – Jika disertai infeksi M. synoviae ayam menunjukkan gejala pincang, bengkak sendi dan tendo hingga ayam mengalami kelumpuhan.
Mencegah Penyakit CRD
Faktor penentu menularnya penyakit ini adalah sistem pemeliharaan dengan suhu lingkungan yang tinggi yaitu panas atau dingin, kelembaban tinggi, kurangnya ventilasi, kepadatan ternak terlalu tinggi dan cara pemeliharaan yang berbagai umur.
Biosecurity yang ketat dan pemilihan antibiotik yang spesifik merupakan langkah yang harus ditempuh untuk menyelamatkan ayam dari penyakit tersebut.
Agar penyakit CRD tidak menyerang ayam, peternak harus memelihara lingkungan kandang supaya segar dan sehat, tentunya tidak pengap, ventilasi cukup dan tidak lembab. Selain itu kepadatan kandang harus selalu diperhatikan, sehingga udara bersih selalu terjamin. Suhu kandang yang terlalu panas juga dapat menyebabkan meningkatnya nafsu minum dan menurunnya nafsu makan.
Dengan meningkatnya nafsu minum, maka akan merangsang peningkatan urinasi dan litter menjadi basah, sehingga konsentrasi ammonia tinggi dan dapat menyebabkan gangguan pernafasan, akhirnya ayam akan rawan terhadap CRD komplek.
Mengobati Penyakit CRD
Jika ayam peliharaan sudah terlanjur terserang penyakit CRD, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. menekan kadar amonia dan debu yang ada di kandang, dengan melakukan perbaikan pada kondisi kandang, mengurangi kepadatan kandang, perhatikan tatalaksana litter, ventilasi kandang dan pengaruh lingkungan,
2. pemeliharaan ayam harus dilakukan secara all-in all-out
3. melakukan pemilihan obat yang tepat dan kita harus memperhatikan faktor resistensi dari kuman.
4. Isolasi ayam yang sudah terkena CRD.
Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, oleh karenanya jenis antibiotik yang dipilih haruslah yang mempunyai cara kerja menghancurkan inti sel, membran sel dan menghambat pembentukan senyawa penting di dalam sel, seperti asam folat dan protein.
Sedangkan E. coli merupakan bakteri Gram (-) yang dapat dibasmi dengan memakai hampir semua golongan antibiotik kecuali golongan makrolida. Oleh karena itu, dalam membasmi komplikasi kedua penyakit tersebut, yaitu CRD dan colibacillosis diperlukan antibiotik yang efektif untuk keduanya.
Selain itu, karena lokasi serangan CRD kompleks terjadi secara sistemik (seluruh tubuh) dan lokal (saluran pencernaan) maka obat yang dipilih sebaiknya yang bisa bekerja secara sistemik maupun lokal.
Semoga Bermanfaat
0 komentar: