SUSUT JUMLAH AYAM PETELUR UMUR 19 S/D 80 MINGGU
Dalam suatu populasi ayam petelur (layer),
selalu terjadi susut jumlahnya dari waktu ke waktu. Tetapi ada standarnya,
mulai umur 19 – 80 minggu, maksimum 10% atau setara 0,20% per minggu.
Bila susut (deplesi) jumlah ayam lebih dari
10% seperiode, misal 15% atau lebih, bisa dipastikan performance produksi telur
secara Hen House (H.H) sampai dengan umur 80 minggu, tidak bisa mencapai
standar minimum, yaitu 340 butir telur atau 21 kg telur per ekor ayam.
JENIS SUSUT
1. MATI
1.1. Dengan berbagai sebab, baik yang bisa diketahui sebabnya mau pun yang
tidak diketahui penyebabnya;
1.2. Semestinya jumlah ayam mati maksimum 1/3
bagian dari total susut jumlah ayam (1/3 dari total susut 10%);
1.3. Ayam mati WAJIB dimusnahkan supaya tidak
menjadi sumber penularan penyakit;
1.4. Ayam mati DILARANG untuk diperdagangkan,
HARAM secara agama (bangkai) dan pidana secara hukum positif negara (ayam TIREN
= mati kemaren);
2. “CULLING”
2.1. Yaitu ayam yang harus dikeluarkan dari kelompoknya karena tidak produktif
walau pun dari segi umur seharusnya masih produktif;
2.2. Sumbangsihnya maksimum 2/3 bagian dari
total susut jumlah ayam (2/3 bagian dari 10% per periode);
2.3. Karena masih hidup, masih laku dijual
bila bobot badannya 1,4-1,6 kg per ekor, dengan harga 50-70% dari harga layer afkir;
2.4. Yang perlu di-“culling” bisa mengikuti
KRITERIA LAYER CULLING .
PENYEBAB
1. Kejepit lehernya (bahasa Jawa : kendhat), akibat salah konstruksi sangkar;
2. Heat stroke, pecah pembuluh darah organ
(jantung, hati) akibat kepanasan;
3. Sakit karena non-penyakit, mal-nutrisi,
lama-lama bisa jadi sakit akibat penyakit;
4. Sakit karena penyakit, yaitu infeksi oleh
mikroba (virus, bakteri, jamur dll) : ND, AI, IB, Kolera (Fowl Cholera),
Salomonelosis (tipus), Kolibasilosis, CRD Complex, Malaria Unggas
(Leucocytozonosis), Endo (cacing) dan Ekto Parasit (kutu, gurem) dll;
5. Toksikosis (keracunan), bisa lewat air
minum, lewat pakan mau pun lewat udara (uap insektisida organofosfat);
6. Human error yang berakibat ayam tidak minum
lebih dari sehari;
7. Dimakan binatang lain : tikus, anjing,
kucing garong, musang, biawak;
8. Penyakti “A.I” = ayam ilang, penyakit
sosial, 85% disebabkan adanya kerja sama antara orang dalam (karyawan) dengan
orang luar baik pelaku pencurian mau pun dengan penadah;
9. Salah hitung saat terima pullet dan saat
audit (hitung bulanan dan atau seperiode).
LABORA ET ORA, yaitu :
1. Jalankan tata kelola dengan memenuhi standar GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(G.C.G). Seperti yang diajarkan oleh STANDAR MANAJEMEN ISO 9001-2000, tentang
manajemen produksi. Setiap tahapan proses produksi, mesti mengikuti Standard
Operation Procedure (S.O.P) yang baik dan benar. Bila tahapan atau prosesnya
“asal-asalan”, biasanya hasilnya juga “asal-asalan”;
2. Saya percaya 90% bahwa hasil ditentukan
oleh upaya/proses, yang 10% ditentukan oleh Tuhan. Kayaknya gak ada “ujug-ujug”
sukses.
TEKNIK MENEKAN DEPLESI SERENDAH MUNGKIN
Bagaimana cara Anda melakukanya?
Silakan bercerita dan saling tukar pengalaman masing-masing. Aku nyimak.
Silakan bercerita dan saling tukar pengalaman masing-masing. Aku nyimak.
BOLAVITA Agent sabung ayam Sv388 & DIGMAAN
ReplyDeleteDengan bonus WIN STREAK terbanyak setiap harinya
Info hub
WA:0812 2222 995