PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN PADA TERNAK
(Oleh Winarno)
Pakan
yang diberikan kepada ternak sebaiknya pakan yang masih segar (fresh). Bila
pakan berada di dalam palung lebih dari 12 jam, maka pakan tersebut akan
menjadi basi, apek dan mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan menyebabkan
pengambilan pakan (feed intake = FI ) oleh ternak berkurang. Hal ini berdampak
terhadap menurunnya performa ternak. Setiap terjadi penurunan feed intake
sebesar 1%, akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5 –
2,0%.
Untuk
menjamin pakan di dalam palung selalu segar, lakukan pemberian pakan minimum 2
(dua) kali sehari. Bila masih ada sisa pakan dari pemberian sebelumnya, harus
dibuang. Oleh karena itu, usahakan agar pakan yang diberikan tsb sudah dapat
dihabiskan oleh ternak sebelum pemberian selanjutnya.
Di
sinilah pentingnya menyusun pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak.
Idealnya, ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira-kira setengah sampai
satu jam setelah pakan pada pemberian sebelumnya habis.
Terdapat
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memberi pakan untuk ternak,
khususnya sapi, sebagai berikut :
1. Kondisi
Ternak yang baru didatangkan ke lokasi usaha, lazimnya sulit makan karena perlu
waktu untuk beradaptasi. Apalagi bila sebelumnya sapi tsb sudah terbiasa
dipelihara di padang pemggembalaan. Sapi yang kurus biasanya lebih cepat
meng-konsumsi pakan dibandingkan dengan sapi yang kondisi tubuhnya lebih baik.
Dengan demikian, begitu sapi ini terbiasa dengan pakan yang disediakan maka
jumlah pakan yang dikonsumsinya pun akan terus meningkat sampai sapi tsb
menjadi lebih gemuk;
2.
Umur
Pedet dan sapi "yearling" cenderung meng-konsumsi pakan sesuai
kebutuhan berdasarkan bobot badannya. Sapi yang sudah tua seringkali
meng-konsumsi pakan lebih banyak dari kebutuhannya berdasarkan bobot badannya
tetapi menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih rendah dibanding sapi
yang masih muda.
3.
Bangsa
Pada sapi pedaging, perbedaan bangsa tidak memberikan pengaruh besar terhadap
konsumsi pakan. Tetapi bangsa sapi yang bobot tubuhnya besar akan mengkonsumsi
pakan lebih banyak. Namun pada sapi perah, bangsa yang berbobot badan besar (FH
atau Brown Swiss) cenderung mengkonsumsi pakan lebih banyak dibanding bangsa
sapi yang berbobot badan lebih ringan.
4.
Jenis Kelamin
Sapi jantan kastrasi (steer) mengkonsumsi 5-10% pakan lebih banyak daripada
sapi dara (heifer) pada bobot badan yang sama.
5.
Tipe Ransum
Ada 3 (tiga) faktor ransum penggemukan yang berpengaruh terhadap pengambilan
pakan (feed intake), yaitu :
5.1. Kandungan air;
5.2.
Kandungan serat;
5.3.
Tingkat energi.
Bila
kandungan energi dan serat kasar relatif konstan, sapi biasanya akan
mengkonsumsi lebih banyak pakan yang kandungan airnya tinggi. Kandungan serat
kasar yang tinggi akan membatasi pengambilan pakan karena serat kasar
memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna. Apabila pakan mengandung 35%
hijauan, maka sapi akan mengkonsumsi pakan lebih banyak dibanding pakan yang
mengandung hijauan hanya 10%.
6.
Rumensin
Rumensin akan menurunkan konsumsi pakan yang proporsi konsentratnya tinggi
karena rumensin akan mengurangi terbentuknya gas methan yang terbuang. Lazimnya
pakan yang kandungan konsentratnya tinggi akan mengurangi konsumsi pakan 5-10%.
7.
Kondisi Lingkungan
Saat keadaan suhu lingkungan berubah ekstrim, menjadi panas atau menjadi
dingin, maka konsumsi pakan biasanya menurun. Pada kondisi lingkungan yang
nyaman, konsumsi pakan akan cenderung meningkat. Namun demikian, di wilayah
yang suhunya dingin, ternak sapi akan lebih banyak mengkonsumsi pakan untuk
menghasilkan energi panas untuk tubuhnya.
Sapi
sangat sensitive terhadap perubahan cuaca. Konsumsi pakan akan meningkat
sekitar 20% apabila akan datang badai. Oleh karena itu, bila kedaan cuaca
diramalkan akan memburuk, maka saat itu adalah kondisi yang paling baik untuk
meningkatkan konsumsi pakan pada ternak sapi pedaging.
Pemberian
pakan di kandang atau di palungan yang baik dan benar akan lebih efektif dan
efisien terhadap produksi ternak sapi yang akan dihasilkan daripada pemberian
pakan di padang gembala.
Apabila
pakan yang diberikam berupa silase (silage), akan sangat baik untuk dapat menunjang
ketersediaan pakan yang selalu kontinyu setiap saat sesuai dengan kebutuhannya.
Sehingga dalam keadaan yang kritis pun pakan hijauan ini dapat diperhitungkan
ketersediaannya.
Untuk
menunjang ketersediaan pakan selama periode 6 bulan musim kemarau misalnya,
steer dan induk yang tidak bunting memerlukan sekiitar 3 ton/ekor/semester,
induk yang sedang menyusui memerlukan 5 ton/ekor/semester.
Keuntungan
pemberian silase dibanding pemberian hay sebagai konservasi pakan pada usaha
ternak sapi adalah seagai berikut :
1. Silase bisa dibuat kapan saja, tidak tergantung cuaca seperti hal-nya pada
pembuatan hay;
2.
Pembuatan silase lebih murah daripada pembuatan hay, hanya biaya awal saja yang
lebih mahal untuk pengadaan mesin dan atau peralatannya;
3.
Potensi silase lebih baik dalam waktu penyimpanan yang lebih lama dibanding
hay;
4.
Hijauan untuk silase bisa dipotong pada saat zat makanannya berada dalam
kondisi kualitas terbaiknya. Misal, rumput Gajah atau Raja 40-50 hari. Batang
jagung umur 80-90 hari dst.
5.
Hijauan di ladang dapat dipotong lebih awal pada setiap musim sehingga membantu
kontrol terhadap tanaman pengganggu atau gulma yang mungkin dapat tumbuh di
ladang.
KETERANGAN
FOTO
Gambar 1 : Sketsa palung pakan yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan tipe
F.A.E (kiri atas dan bawah) dan yang memenuhi syarat dan ketentuan tipe F.A.E
(kanan atas dan bawah); Palung pakan yang baik dan benar, memenuhi syarat dan ketentuan tipe F.A.E;
Gambar 2 : Hijauan yang di-silase, tanpa probiotika;
Gambar 1 : Sketsa palung pakan
Gambar 2 : Hijauan yang di-silase
0 komentar: