info terkini

loading...

REKOMENDASI KEBUTUHAN GIZI LAYER BRAZIL 2017




Kebutuhan energi metabolis ayam petelur ras setiap harinya dihitung dari persamaan :
ME (KCal/ekor/hari) = 113BB0.75 + 6.68PBN + 2.4MT
Dengan koreksi temperatur lingkungan = 2.6BB0.75 (TN-T)
Dimana :
> BB -----> bobot badan dalam Kg);
> PBB ---> pertambahan bobot badan dalam gram/ekor/hari;
> MT ----> massa telur dalam gram telur/butir
> TN ----> temperatur netral yaitu 20° C
> T ------> temperatur rataan dalam ° C.

Bila dilihat dari persamaan tsb, jelas bahwa kebutuhan energi ditentukan oleh bobot badan ayam dan produksi telur yang dihitung dari massa telur, akan tetapi harus dikoreksi dengan perbedaan suhu dimana ayam dipelihara.
Sudah jelas bahwa, ayam yang dipelihara pada suhu dingin akan membutuhkan energi yang lebih tinggi dibanding ayam yang dipelihara pada suhu panas.
Demikian juga ayam dengan berat badan dan produksi tinggi akan membutuhkan energi yang lebih tinggi setiap harinya dibanding dengan ayam kecil dan produksi rendah. Sedangkan kebutuhan lysine Standard Illeal Digestibikity (SID) dihitung dengan formula :
SID Lys. Deg (g/ekor/hari) = 0.075BB075 + 0.020PBB + 0.0124MT.
Catatan :
Illial = illium = usus halus

Kebutuhan asam amino yang dapat dicerna (digestible) juga mengikuti ukuran tubuh ayam dan hasil produksi telurnya dihitung dengan massa telur. Ayam yang produksinya sedikit akan membutuhkan asam amino yang lebih sedikit. Apabila asam amino (protein) yang diberikan berlebih, maka akan dibuang melalui kotoran dalam bentuk asam urat yang kemudian terdekomposisi (ter-urai) menjadi amonia.
Banyak ditemukan di lapangan, kandang ayam petelur dengan bau amonia yang sangat menyengat disebabkan oleh konsumsi protein (asam amino) dari pakan dengan protein terlalu tinggi.
Dalam rekomendasi Brazil 2017, maka asam amino yang dipertimbangkan pertama adalah LYSINE. Asam amino lain dihitung berdasarkan rasio ideal terhadap kandungan lysine-nya.
Rekomendasi kebutuhan gizi yang didasarkan atas kebutuhan harian, ayam dengan bobot badan dan produksi berbeda setiap harinya, maka kandungan gizi ransum bisa berbeda. Dalam prakteknya akan sulit membuat ransum yang berbeda setiap harinya. Oleh karena itu kandungan gizi dalam pakan dibagi menjadi beberapa kelompok umur tergantung penampilan produksinya.
Dalam tabel 2 di bawah ini dikemukakan oleh Brazil 2017 bahwa, rekomendasi gizi dalam ransum dibagi menjadi 3 bagian atas penampilan produksinya. Umumnya produksi yang makin rendah akan membuuhkan kandungan asam amino yang lebih rendah. Tetapi untuk kandungan energi dalam pakan ternyata tetap sebesar ME 2.850 KCal/kg.
Perlu dilerhatikan, dalam tabel 2 ini bahwa, kandungan energi ransum tetap tinggi tetapi konsumsi pakannya lebih rendah (113,2 g/ekor/hari) pada ayam tua dengan produksi lebih rendah dibanding dengan konsumsi ransum yang sedikit lebih tinggi (115 g/ekor/hari) pada ayam muda sehingga total energi yang dikonsumsi akan tetap lebih rendah untuk ayam tua ketika produksi menurun.

Kesimpulannya, menyusun ransum untuk ayam petelur perlu memperhatikan :
> berapa konsumsi hariannya,
> bagaimana penampilan produksi;
> bobot badan ayam.


Baru lah dibuat formula pakan yang sesuai dengan kebutuhan ayam petelur ras di suatu lokasi (customized).
Bahwa kekurangan gizi dapat mengakibatkan produksi tidak maksimal. Sebaliknya kelebihan zat gizi tidak akan menghasilkan produksi yang makin tinggi malah dapat mengakibatkan pengaruh negatif bagi ayam :
> kepanasan (heat stress);
> kadar amonia tinggi;
> ayam terlalu gemuk (obesitas);
> ayam menjadi terlalu berlemak (over lipid) di dalam rongga perut (abdominal).



Konsep penyusunan formula pakan ini disebut PRECISE NUTRITION (tepat gizi).
Saya kutip dari tulisan Prof. Budi Tangendjaja yang dimuat di majalah Poultry Indonesia, Agustus 2017.
Catatan :

1. Secara ilmiah atau akademis, jelas sudah betul.

2. Tetapi dalam prakteknya tetap perlu adaptasi karena ada faktor manajemen yang akan berpengaruh terhadap performance produksi.
3. Ada pengaruh yang signifikan dari heat index (HI) yaitu temperatur dan kelembaban relatif (relative humidity = RH) dimana ayam dipelihara. Perbedaan HI, perlu keseimbangan yang berbeda.
Rumus HI = [(Temperatur °C x 1,8) + RH% + 32]
Nilai 145 - 149 ---> normal;
Nilai 150 - 155 ---> optimal;
Nilai 156 - 160 ---> toleransi;
Nilai > 160 ---------> ekstrem.

4. Konsep tsb di atas masih dalam batasan konsep pakan konvensional. Hasilnya pakan sekelas "Premium RON-88. Kita bisa membuat pakan dengan KONSEP DIFERENSIAL. Hasilnya pakan sekelas Pertamax Plus RON-95 mau pun sekelas Pertamax Turbo RON-98. Makannya sedikit tetapi bisa mencukupi kebutuhan gizi/nutrisi bagi ayam.


0 komentar:

INFO

loading...