info terkini

loading...

fisiologi testis



Mengenal sekilas fisiologi testis 
Testis memiliki fungsi ganda yaitu sebagai penghasil hormon (fungsi endokrinologi) dan penghasil sel sperma (fungsi reproduksi / sitologi).

Fungsi Endokrinologi.
Dalam fungsi endokrinologi sel leydig dari testis  menghasilkan hormon jantan yang disebut androgen (berpengaruh terhadap sifat jantan).  Salah satu macam dari hormon androgen ini adalah testosteron yang sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat kejantanan seekor ternak.

Aktifitas sel-sel Leydig  dalam menghasilkan  hormon testosteron sangat dipengaruhi oleh hormon yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior yaitu interstitial cell stimulating hormone (ICSH).

Fungsi reproduksi testis adalah dihasilkannya sel mani ( sel sperma ) atau spermatozoa yang dihasilkan dari bagian tubulus seminiferus dari testis.  Saluran ini mempunyai panjang sampai beberapa kilo meter jika dibentangkan.

Spermatozoa adalah bentuk terakhir sel jantan setelah mengalami proses perkembangan (spermiogenesis).  Proses spermatogenesis secara sempurna  baru dimulai setelah hewan mencapai  masa remaja (pubertas).  Produksi sperma akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur ternak jantan, begitu juga besar kecilnya testis juga berhubungan dengan kuantitas sperma yang dihasilkannya.  Percobaan dengan kelinci menunjukan bahwa 1 g testis menghasilkan 100 juta sel sperma setiap minggunya, ini berarti sekitar 5 juta sel per jam atau 80.000 juta sel per menit.

FSH  yang berasal dari kelenjar pituitari  akan mendorong aktifitas spermatogenesis testis. Peningkatan FSH dalam darah menyebabkan peningkatan spermatogenesis.  Sel sperma untuk sementara akan disimpan dalam epididimies, dan ditempat inilah spermatozoa mengalami pendewasaan lebih lanjut.   Pada saat ejakulasi sel sperma akan bergerak sepanjang saluran reproduksi jantan menuju ujung penis akibat adanya kontraksi ritmis dari semua bagian saluran reproduksi tersebut. 
 Pada saat berjalan disepanjang saluran reproduksi maka akan ditambahkan plasma seminal oleh kelenjar assesoris dan pada saat itu sel sperma sudah dapat mulai bergerak oleh karena adanya energi dan media dari kelenjar assesoris tersebut.

Pada kondisi  ternak jantan tidak mengawini atau dambil spermanya  dalam waktu yang lama maka kecepatan pembentukan spermanya akan berjalan sama dan sel sperma yang tua akan keluar dengan sendirinya dari saluran kelamin jantan.

            Sperma diistilahkan sama dengan semen, air mani, dsb., terdiri atas dua komponen yaitu sel sperma  atau spermatozoa ada juga yang menyebut sel mani, dan komponen yang ke dua adalah seminal plasma.  Spermatozoa diproduksi melalui proses spermatogenesis di dalam testis, sedangkan  seminal plasma terdiri atas sekresi kelenjar asesor  dan cairan testis.

            Spermatozoa terdiri atas  Kepala (head), bagian tengan (midpiece) dan atau ekor (tail). Bagian kepala spermatozoa sapi memiliki  panjang 8 – 10 mikron, lebar 4 mikron dan tinggi 1 mikron.  Didalam kepala spermatozoa terdapat inti (nukleus) spermatozoa yang terdapat dalam 1/3 bagian kepala yang mengandung bahan gentik calon makhluk baru setelah mengalami proses pembuahan.  Pada  2/3 bagian  bagian kepala terdapat acrosoma (tudung kepala) dan 1/3 bagian kepala terdapat capsula post nuclear.

            Nech atau leher meruapakan tempat pertautam kepala dengan body (badan) memiliki panjang kurang lebih 1 mikron.  Pada bagian ini terdapat bangunan yang disebut centriole proximal yang disebut sebagai granula basalis.  Dari neck akan keluar serabut-serabut yang menyusun bagian badan.

            Bagian badan (body) memiliki panjang 10 -15 mikron yang berjalan mulai dari centriole proximale sampai dengan centriole distal pada bagian ekor.   Jika body spermatozoa dipotong secara melintang maka akan nampak sepasang serabut kecil (dibagian tengah / central), kemudian diluarnya terdapat 9 pasang serabut kecil dan disebelah luar lagi terdapat 9 pasang serabut yang lebih besar.  Diluar serabut besar tersebut dibungkus lagi oleh pembungkus yang tersusun melingkar seperti pegas yang membentuk sperti struktur helix.

            Ekor (tail) merupakan lanjutan dari bagian badan, diantaranya jika dipotong melintang akan nampak serabut-serabut pada badan sampai ke ujung yang terdiri atas sepasang serabut kecil di bagian tengah, kemudian diluarnya terdapat 9 pasang serabut kecil dan selanjutnya selubung mitochondrialnya lebih tipis.  Panjang ekor 30 – 40 mikron dan pada selubung luarnya tidak lagi tersusun seperti struktur halix.
  


0 komentar:

INFO

loading...