FERMENTASI VERSI APLIKASI
-
Ada 3 Cara Aplikasinya :
1. Terbuka;
2. Setengah Terbuka;
3. Tertutup.
Kapan aplikasi fermentasi terbuka, setengah terbuka atau tertutup?
FERMENTASI TERBUKA
1. Tentu saja harus menggunakan mikroba (kuman, jamur, protozoa, ragi) probiotika yg hidup dan berkembang biaknya memerlukan oksigen (aerob);
2. Perlu kadar air total 25 - 30% bila menggunakan bahan padat/tepung. Misal, bahan baku yg difermentasi kadar airnya 12%, maka perlu tambahan air 13 - 18%. Di dalam air tambahan ini lah dicampurkan probiotika untuk fermentasinya. Dan, bila perlu ditambahkan additive dengan tujuan supaya hasil fermentasi bisa cepat dan baik. Additive ini yg digunakan biasanya zat gula (gula, glukosa, molases), mikro mineral dan susu skim. Setelah dicampur dan diaduk rata, biarkan dalam kondisi terhampar tapi tdk boleh kena sinar matahari langsung selama 1 hari (24 jam). Pada hari kedua sdh bisa diaplikasi.
Bisa juga menggunakan media cair yaitu air ditambah gula atau molases. Dosis gula atau molases maksimum 4% dan additive (mikro mineral, susu skim) dimana masing-masing dosisnya harus tepat. Zat gula dengan dosis berlebih justru toksik akibat hipertonis. Dengan media cair ini seyogyanya dishaker (digoyang atau dikocok) dengan tujuan aerasi. Lebih bagus sekalian di-aerasi pakai kompresor mini seperti kompresor aquarium.
3. Probiotika yg pakai tentu saja dipilih yg pertumbuhannya cepat mencapai jumlah makaimum. Ada yg 12 jam, 18 jam dan 24 jam;
4. Dipilih probiotika yg kerjanya IN VIVO. Bekerja efektif di dalam saluran cerna inang (host), dengan tujuan tertentu. Biasanya untuk membantu meningkatkan daya cerna terhadap makanan, meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh dll. Problem sembelit pada bayi dan Manula pun ternyata bisa diatasi pakai probiotika. Seperti Yakult, Vitacharm, Protexin dll;
5. Hasil fermentasi terbuka ini tidak bisa diharap untuk merubah dan meningkatkan kualitas bahan baku yang difermentasi. Manfaatnya hanya sebagai media untuk memasukkan probiotika.
FERMENTASI SETENGAH TERBUKA
1. Tujuan fermentasi ini ada 2 hal :
Pertama untuk merubah dan atau meningkatkan kualitas bahan baku yg difermentasi, yaitu menurunkan kadar serat kasar (selulosa, hemi selulosa) dan serat sangat kasar (lignin).
Kedua, untuk membiakkan probiotika agar mencapai jumlah maksimal.
Kadar probiotika yang direferensikan secara akademis agar efektif untuk mencapai tujuan yg ingin dicapai, minimum 2 x 10 pangkat 8 Colony Form Unit/mililiter atau gram (CFU per ml atau gram). Setara 200 juta CFU.
Contoh probiotika yg beredar di pasaran :
> Yakult 1 botol 35 ml mengandung 500 juta sel kuman Lactobacillus casei. Rekomendasi pemakaian 2 botol sehari, setara 1 milyar sel kuman.
> EM 4 isinya hanya ... x 10 pangkat 6 CFU.
> Win_Prob In Vivo dan In Vitro, mengandung probiotika min.2 x 10 pangkat 10, semua item.
Kondisi di lapangan baik di unggas mau pun ternak, menurut pengalaman saya pribadi yang sdh terbukti secara empiris, perlu kadar probiotika lebih tinggi, minimum 2 x 10 pangkat 10 CFU/ml atau gram. Setara minimum 10 milyar CFU/ml atau gram;
2. Memerlukan probiotika jenis facultative aerob. Bisa hidup dan berkembang biak dengan adanya oksigen (aerob) atau tanpa oksigen (an-aerob);
3. Salah satu keuntungannya tidak memerlukan tempat yang luas untuk menghampar bahan yg difermentasi seperti fermentasi terbuka;
4. Pilih probiotika yg kerjanya memecah selulosa, hemi selulosa (selulolitik) dan memecah lignin (lignolitik). Bisa juga ditambahkan probiotika yg kerjanya :
> amilolitik (memecah karbohidrat komplek menjadi gula sederhana),
> proteolitik (memecah protein kasar menjadi asam amino),
> lipolitik (memecah lemak komplek menjadi asam lemak),
> asidofilus (menghasilkan asam untuk mempertahankan keasaman di dalam saluran cerna) dll;
5. Teknik fermentaainya sama dengan fermentasi terbuka. Tetapi campuran hasil fermentasi diwadahi pakai zak atau karung. Bisa ditumpuk agar tidak makan tempat. Biarkan selama 3 - 5 hari. Dengan waktu inkubasi selama 3 - 5 hari, bisa dipastikan kadar probiotika sdh mencapai dosis maksimum. Probiotika lignolitik pada umunya pertumbuhan dan perkembang-biakannya paling lambat, 72 jam (3 hari). Dan, sdh terjadi perubahan bahan baku yg difermentasi :
> warna, menjadi lebih gelap;
> bau, harum seperti tape;
> rasa, manis
> tekstur, lebih lembut;
> kualitasnya meningkat : kadar serat kasar turun, kadar protein meningkat dan TDN meningkat;
6. Kadar air saat awal fermentasi 30% akan turun 5 - 10%. Terjadi penguapan akibat adanya efek samping timbulnya panas (termofilik), akibat aerobik. Pada hari ke-3 inkubasi, bisa timbul panas sampai 50 - 55° C. Tidak lebih. Bila lebih tinggi lagi temperaturnya, resikonya bahan bakunya justru malah jadi terurai tanpa gizi dan malah bisa kebakaran.
FERMENTAAI TERTUTUP
1. Jelas perlu wadah untuk fermentasi (fermentor) yang bisa ditutup rapat sampai benar-benar kedap;
2. Bahan baku pakan yg akan difermentasi tertutup, ukuran partikelnya mesti dibuat sekecil-kecilnya supaya bisa benar-benar padat tanpa pori-pori udara saat dimasukkan ke dalam fermentor dan dipadatkan;
3. Bahan baku pakannya mesti diketahui kadar airnya sehingga bisa tepat penambahan jumlah air, probiotika dan mikro mineral agar kadar airnya menjadi 30% (28 - 32%).
Secara manual, hasil pencampurannya bisa diukur dengan cara mengambil segenggam, digenggam kuat. Bila genggaman dilepas, bahannya menggumpal tapi tidak berair. Bila berair, kadar airnya ketinggian. Bila bahannya "kepyar" sampai 50%, kadar airnya kurang. Kelebihan dan atau kekurangan kadar air, menyebabkan kegagalan proses fermentasi. Kelebihan kadar air bisa menyebabkan busuk, warnanya coklat tua sampai hitam dan beracun. Buang. Kekurangan kadar air, menyebabkan tidak terjadi fermentasi. Mentah;
4. Menggunakan probiotika an-aerob atau facultative aerob. Saya pribadi memilih pakai yg facultative aerob dan bersel tunggal;
5. Tujuan utama fermentasi tertutup adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan baku pakan. Biasanya kadar serat kasarnya tinggi ( >25%), kadar protein rendah ( <5%) dan TDN rendah (<50%). Artinya, bahan baku yg berkualitas baik, tidak perlu difermentasi. Misal, bungkil kacang kedelai, tepung ikan, full fat soya, corn gluten meal;
6. Wajib menggunakan probiotika yg kerjanya bisa memecah serat kasar selulosa dan hemi selulosa (selulolitik) dan bisa memecah serat sangat kasar lignin (lignolitik).
Kerjanya, probiotika lignolitik akan memecah lignin, polisakarida menjadi oligosakarida (selulosa, hemi selulosa). Kemudian oligosakarida dipecah menjadi disakarida, mono sakarida dan turunannya yg bisa dimanfaatkan oleh hewan ternak dan unggas.
Di sini lah letak peningkatan Total Digestible Nutrient (TDN).
Peningkatan kadar protein diperoleh dari matinya probiotika akibat siklus hidup, hanya sebagai bonus;
7. Dan, dipilih yg bersel tunggal supaya hasilnya bisa meningkatkan kadar protein yg mudah dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan hewan ternak dan unggas;
8. Fermentasi tertutup perlu waktu lebih lama inkubasinya, 4 - 8 minggu, tergantung ketinggian kadar serat kasarnya. Misal tongkol jagung giling, fermentasinya perlu waktu 8 minggu dan jerami padi perlu waktu 4 minggu, untuk menjadi layak pakai. Yg dimaksud layak pakai bila kadar serat kasarnya sdh <20% untuk ternak ruminansia dan <10% untuk unggas.
9. Tujuan kedua fermentasi tertutup ini adalah untuk penyimpanan jangka panjang. Bila fermentasinya tetap dalam kondisi kedap, akan tercapai kondisi establis dan seimbang setelah 3 bulan dan bisa tahan sampai 2 tahun;
10. Ciri-ciri hasil fermentasi yg berhasil :
> warnanya lebih tua dibanding sebelumnya;
> teksturnya menjadi lebih lembut;
> baunya harum dan beralkohol;
> rasanya manis seperti tape singkong;
11. Sebelum diberikan ke hewan ternak dan unggas, seyogyanya dikeringkan dulu selama 15 - 30 menit untuk menghilangkan kadar alkoholnya;
0 komentar: