MASA BIRAHI TERNAK SAPI
Reproduksi pada hewan betina merupakan suatu proses yang kompleks dan dapat terganggu pada berbagai stadium sebelum dan sesudah permulaan siklus reproduksi. Hewan betina harus menghasilkan sel telur (ovum) yang hidup dan diovulasikan pada waktu yang tepat. Ia harus memperlihatkan estrus (berahi atau keinginan untuk kawin) dekat waktu ovulasi sehingga kemungkinan penyatuan sel sperma dengan sel telur, dan kemungkinan pembuahan dapat dipertinggi. Ia harus menyediakan lingkungan intra-uterin yang sesuai untuk konseptus (kebuntingan) sejak pembuahan sampai partus. Demikian pula lingkungan yang balk untuk anaknya sejak lahir sampai waktu disapih.
Pubertas (dewasa kelamin)
Pubertas dapat didefinisikan sebagai umur atau waktu dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan perkembangbiakan dapat terjadi. Pubertas tidak menandakan kapasitas reproduksi yang normal dan sempurna, yang masih akan tercapai kemudian. Pada hewan jantan, pubertas ditandai oleh kesanggupannya berkopulasi dan menghasilkan sperma di samping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain. Pada hewan betina pubertas dicerminkan oleh terjadinya estrus dan ovulasi.
Sebelum pubertas, saluran reproduksi betina dan ovarium perlahan-lahan bertambah dalam ukuran dan tidak memperlihatkan aktivitas fungsional. Pertumbuhan yang lambat ini sejajar dengan pertambahan berat badan sewaktu hewan berangsur dewasa. Apabila suatu umur atau berat badan tertentu telah dicapai estrus dan ovulasi pertama terjadi walaupun dalam beberapa kasus ovulasi pertama mungkin tidak disertai oleh estrus. Estrus dan ovulasi pertama disertai oleh kenaikan ukuran dan berat organ reproduksi secara cepat.
Homon dan Pubertas
Pertumbuhan dan perkembangan organ-organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin dan hormon-hormon gonadal. Pelepasan FSH ke aliran darah men¬jelang pubertas menyebabkan pertumbuhan folikel-folikel pada ovarium. Sewaktu folikel-folikel tersebut bertumbuh dan menjadi matang, berat ovarium meninggi dan estrogen disekresikan di dalam ovarium untuk dilepaskan ke dalam aliran darah.
Estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin betina. Apabila folikel-folikel menjadi matang, ovarium dilepaskan (ovulasi) dan turun ke dalam tuba Fallopii.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa permulaan pubertas pada hewan betina disebabkan oleh pelepasan tiba-tiba hormon gonadotropin dari kelenjar adenohypophysa ke dalam saluran darah dan bukan karena dimulainya secara tiba-tiba produksi hormon-hormon tersebut. Penentuan hormon menunjukkan bahwa kelenjar adenohypophysa pada hewan betina yang belum dewasa kelamin mengandung hormon-hormon gonadotropin dalam jumlah yang relatif besar namun tidak menyebab¬kan terjadinya pubertas pada umur muda tersebut.
Umur dan Berat Badan Pada Pubertas
Terjadinya estrus pertama pada hewan betina muda sangat menyolok karena timbul secara tiba-tiba. Tampak seolah-olah suatu thermostat fisiologik telah disentakkan untuk menimbulkan aktivitas reproduksi.
Hal ini berarti bahwa timbulnya pubertas mungkin berhubungan melalui beberapa jalan dengan suatu perubahan keseimbangan antara pengeluaran gonadotropin dan hormon pertumbuhan oleh kelenjar adenohypophysa.
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan badannya memungkinkan suatu kebuntingan dan kelahiran normal. Sapi-sapi dara sebaiknya dikawinkan menurut ukuran dan berat bukan menurut umur.
Olds dan Seath (1954) menyarankan bahwa sapi-sapi dara Holstein dan Brown Swiss dikawinkan sesudah mencapai berat kira-kira 340 kg, Airshire 295 kg, Guernsey 250 kg dan Jersey 227 kg.
Ukuran berat tersebut tercapai pada umur 10 sampai 25 bulan tergantung dari tingkatan makanan dan manajemen. Pertumbuhan pubertal yang cepat pada sapi-sapi dara Holstein dimulai selama bulan ketujuh sesudah lahir. Menjelang bulan kesepuluh pertumbuhan cepat saluran kelamin terhenti dan pertumbuhan. umum mulai melambat (Desjardins & Hafs, 1969).
Dengan makanan dan manajemen yang baik seekor sapi dara dapat dikawinkan pada umur 10 sampai 15 bulan, dan kuda pada umur 2 tahun.
Pada ternak betina pubertas mulai timbul pada umur-umur:
Sapi, bangsa Eropah ---> 6-18 bulan;
Sapi, Brahman dan Zebu ---> 12-30 bulan;
Domba ---> 6-12 bulan.
Sesudah perkawinan, ternak dara tingkatkan makanan selama kebuntingan pertama harus cukup untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangannya agar supaya menjelang waktu partus tidak terjadi komplikasi-komplikasi seperti distokia.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pubertas
Karena pubertas dikontrol oleh mekanisme-mekanisme fisiologik tertentu yang melibatkan gonad dan kelenjar adenohypophysa, maka pubertas tidak luput dari pengaruh faktor herediter dan lingkungan yang bekerja melalui organ-organ tersebut.
Musim
Domba-domba di negeri beriklim sedang adalah ternak yang kawin bermusim dengan estrus pada betina dewasa hanya terjadi pada akhir musim panas atau permulaan musim gugur. Domba-domba muda yang mungkin sudah cukup umur dan cukup berat badannya secara fisiologik telah mencapai pubertas beberapa minggu atau bulan sebelum musin kawin tetapi tidak memperlihatkan tanda-tanda luar pubertas sampai tiba musim kawin. Namun demikian, waktu lahir tidak mempengaruhi umur pubertas pada domba-domba betina muda.
Suhu
Pengaruh suhu lingkungan yang konstan terhadap timbulnya pubertas pada sapi-sapi dara Brahman (Zebu). Santa Gertrudis dan Shorthorn telah dipelajari oleh Dale et al. (1959). Pada sapi-sapi dara yang dikandangkan pada 80* F (28,90C) pubertas dicapai rata-rata pada umur 398 hari. Pada sapi-sapi dara yang ditempatkan di kandang terbuka dan berhubungan dengan kondisi udara luar, pubertas dicapai pada umur 320 hari.
Makanan
Makanan yang cukup perlu untuk fungsi endokrin yang normal. Tingkatan makanan tampaknya mempengaruhi sintesa maupun pelepasan hormon dari kelenjar-kelenjar endokrin. Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi hewan betina muda dihambat oleh kekurangan makanan tanpa membedakan apakah karena tingkatan rendah enersi, protein, mineral atau vitamin.
Akan tetapi berat hidup hanyalah salah satu dari faktor-faktor penentu umur pubertas. Apapun yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan, apakah itu penyakit, kekurangan makanan atau faktor-faktor lain, akan memperlambat timbulnya pubertas.
Kelambatan timbulnya pubertas karena kekurangan makanan mungkin disebabkan oleh kadar rendah gonadotropin yang dihasilkan oleh kelenjar adenohypophysa, kurang respons ovaria, atau mungkin karena kegagalan ovaria untuk menghasilkan jumlah estrogen yang cukup. Kurang jelas apakah salah satu atau semua mekanisme tersebut terlihat.
Bersambung .....
0 komentar: