info terkini

loading...

Efek Perbedaan Sumber Protein dan Rasio Urea-Molases dalam Pakan Suplemen yang Ditambahkan dalam Ransum Terhadap Produksi Mikrobia Rumen Secara In Vitro


Sains Peternakan Vol. 6 (1), Maret 2008: 34-41
ISSN 1693-8828


S. D. WIDYAWATI
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta
Email: susidwiwidyawati @yahoo.co.id

INTISARI


abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pakan sumber protein (bungkil kedelai dan daun lamtoro) yang disusun dalam pakan suplemen terhadap sintesis mikrobia rumen yang tercermin dari proses fermentasi dan produksi N mikrobia rumen secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian UNS dan Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan UGM, selama 10 bulan. Rumput lapangan sebagai ransum basal dan pakan suplemen disusun dengan komposisi yang berbeda, urea : molases = 1:5, 1:6, 1:7, bungkil kedelai (BK) dan daun lamtoro (DL). Adapun susunan ke 6 perlakuan yang diterapkan adalah T1(BK-UM1:5), T2 (DL-UM1:5) T3(BK-UM1:6), T4 (DLUM1: 6) T5(BK-UM1:7), T6 (DL-UM1:7). Penelitian ini dilakukan dengan metode in vitro gas test (Menke dan Steingass, 1979), sumber inokulum yang digunakan diambil dari sapi berfistula rumen. Pengambilan cairan rumen dilakukan sebelum pakan pagi hari didistribusikan.

Derajat keasaman (pH) cairan rumen, berturut-turut 6,87; 6,81; 6,79; 6,80; 6,82 dan 6,81. pH ini berada pada kondisi normal untuk terjadinya fermentasi mikrobial yang optimal. Proses fermentasi mikrobial berjalan dengan baik sehingga produksi VFA nya pun cukup baik, berturut-turut, 100,82; 98,85; 92,49; 102,66; 100,14 dan 84,68 mM. Hasil yang diperoleh untuk C2 adalah 67,84; 71,17; 62,50; 66,34; 65,86 dan 57,84 mM. Sedangkan produksi C3, berturut-turut 22,66; 21,71; 20,08; 26,62; 24,08 dan 19,42 mM. Namun rasio C2/C3 nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh perlakuan. Perbedaan yang nyata terjadi pada rasio urea : malases = 1:6, bahwa penggunaan BK dan DL nyata (P<0,05) mengubah rasio C2/C3. Tinggi rendahnya NH3 ini menunjukkan sifat solubilitas protein
dalam pakan dan optimalisasi sintesis mikrobia rumen. Konsentrasi NH3 yang dihasilkan berturut-turut 26,19; 25,41; 27,05; 25,54; 26,55 dan 25,78 mg/100ml..Produksi N mikrobia yang tertinggi (5,28 mg/100ml) dicapai oleh T5 (BKUM1: 7) dan sangat nyata (P<0.01) dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Sehingga pada tingkat produksi VFA dan konsentrasi NH3 yang setara, ternyata terjadi perbedaan pada produksi N mikrobia. Jadi produksi N mikrobia lebih ditentukan oleh sinkronisasi penyediaan energi (VFA) dan sumber N (NH3). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa produksi N mikrobia yang optimal dicapai oleh ransum (rumput lapangan) yang ditambah dengan pakan suplemen yang mengandung bungkil kedelai dengan rasio urea : molasses = 1 : 7.

Kata kunci : rumput lapangan, bungkil kedelai, daun lamtoro, suplemen, produksi N mikrobia

0 komentar:

INFO

loading...